SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Penyakit Sistinuria
Sasaran : Pria dan wanita dewasa serta
anak-anak
I.
TUJUAN
INTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah Mengikuti
penyuluhan diharapkan pria dan wanita dewasa serta anak-anak dapat memahami
tentang penyakit sistinuria.
II.
TUJUAN
INTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti
penyuluhan diharapkan :
v Pria
dan wanita dewasa serta anak-anak dapat mengetahui tentang pengertian penyakit
sistinuria
v Pria
dan wanita dewasa serta anak-anak dapat mengetahui tentang perlekatan dan
peletakkan
III.
SASARAN
Pria dan wanita dewasa
serta anak-anak
IV.
MATERI
1. Definisi
2. Penyebab
V.
METODE
v Ceramah
v Diskusi
/ Tanya Jawab
VI.
MEDIA
v Makalah
VII.
EVALUASI
1.
Evaluasi
struktur
v Peserta
hadir di tempat penyuluhan
v Penyelenggaraan
penyuluhan di ruang Poltekkes Bengkulu
v Pengorganisasian
penyelenggaraan dilakukan setelah peserta penyuluhan diseleksi
2.
Evaluasi
proses
v Peserta
antusias terhadap materi penyuluhan
v Peserta
mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
v Peserta
mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3.
Evaluasi
hasil
Prosedur : post test
Jenis test : secara lisan
Butir soal : 5 soal
1.
Jelaskan pengertian penyakit sistinuria
2.
Jelaskan penyebabnya
3.
Jelaskan pengobatannya
4.
Jelaskan organ yang terserang
5.
Jelaskan gejala penyakitnya
VIII. KEGIATAN PENYULUHAN
NO
|
WAKTU
|
KEGIATAN PENYULUHAN
|
KEGIATAN PESERTA
|
1.
|
2
Menit
|
Pembukaan
:
Membuka/memulai
kegiatan dengan mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
Menyebutkan materi
penyuluhan
Bertanya kepada
peserta apakah sudah mengerti tentang sistinuria
|
Menjawb salam
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan &
Memperhatikan
Menjawab pertanyaan
|
2.
|
15
Menit
|
Pelaksanaan
:
Menjelaskan tentang pengertian
sistinuria
Menjelaskan tentang
penyebab sistinuria
Menjelaskan tanda dan
gejala, penanganan, penatalaksanaan, komplikasi
Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
|
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
Mengajukan pertanyaan
|
3.
|
10
Menit
|
Evaluasi
:
Menanyakan kepada
peserta tentang materi yang telah diberikan dan reinforcement peserta kepada
peserta yang dapat menjawab
Menanyakan kembali
apakah ada peserta yang kurang jelas mengenai isi penyuluhan
|
Menjawab
Pertanyaan
Menjawab
Pertanyaan
|
4
|
3
Menit
|
Terminasi
:
Mengucapkan terima
kasih atas peran sertanya
Mengucpkan salam
penutup
|
Mendengarkan
Menjawab
salam
|
MATERI PENYULUHAN
SISTINURIA
I. Latar Belakang
Sistinuria
merupakan penyakit yang sering ditemukan pada kalangan pria, wanita dan
anak-anak. Penyakit ini menurun dalam keluarga yang disebabkan oleh faktor genetika
dan tidak bersifat menular. Sistinuria berupa kondisi dimana kadar sistin dalam
urin lebih tinggi dari asam amino sistin karena masalah transportasi sistin di
ginjal. Jika sistin tidak larut dalam urin dapat terbentuk batu ginjal.
Sistin adalah
jenis asam amino yang merupakan komponen yang menyusun otot, syaraf, dan
bagian-bagian lain tubuh. Meskipun jarang terjadi, batu sistin dapat terbentuk
jika terlalu banyak sistin menumpuk dalam urin. Batu sistin terjadi pada orang
yang memiliki kelainan yang disebut sistinuria.
Penyebab
sistinuria adalah kelainan pada tubulus
renalis yang diturunkan. Tubulus renalis adalah bagian dari nefron
yang berbentuk tabung untuk menyaring darah dan menghasilkan urin.
II. SISTINURIA
A.
Definisi
Sistinuria adalah suatu penyakit
yang jarang terjadi, yang menyebabkan dikeluarkannya asam amino sistin
ke dalam air kemih dan seringkali menyebabkan pembentukan batu sistin di dalam
saluran kemih.
Batu sistin bisa terbentuk di dalam
kandung kemih, pelvis renalis
(daerah tempat pengumpulan dan pengaliran air kemih di ginjal) atau ureter (saluran panjang yang
mengalirkan air kemih dari ginjal ke dalam kandung kemih). Gejala biasanya
mulai timbul pada usia 10-30 tahun. Gejala awal biasanya berupa nyeri hebat
akibat kejang pada ureter karena batu tersangkut. Penyumbatan saluran kemih
oleh batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih dan gagal ginjal.
Sistinuria
dapat diobati dengan rehidrasi oral, obat nyeri, operasi dan perubahan diet. Pengobatannya
juga bisa dilakukan dengan mencegah pembentukan batu sistin dengan cara memperkecil
konsentrasi sistin di dalam air kemih. Penderita diharuskan untuk minum banyak
air putih. Membuat suasana basa dalam air kemih dengan mengkonsumsi natrium
bikarbonat atau asetazolamide, karena sistin lebih mudah dilakurkan dalam
suasana basa.
Jika tindakan diatas tidak efektif, maka diberikan obat penisilamin.
Penisilamin bereaksi dengan sistin dan melarutkannya. Efek samping dari
penisilamin adalah demam, ruam kulit atau nyeri sendi. Untuk mengatasi kolik
ureter (nyeri akibat batu yang tersangkut di ureter) bisa diberikan obat
pereda nyeri. Biasanya batu akan keluar secara spontan. Jika hal ini tidak
terjadi, maka dilakukan pembedahan untuk mengeluarkan batu. Selain pembedahan
bisa dilakukan litotripsi, yaitu pemecahan batu dengan gelombang ultrasonik
atau gelombang kejut sehingga batu lebih mudah dibuang melalui air kemih atau
diangkat melalui endoskopi.
Diagnosanya berupa Urinalisis (analisa air kemih) menunjukkan
adanya endapan dan kristal sistin. CT scan, MRI dan USG perut bisa
menunjukkan adanya batu di dalam saluran kemih. Diagnosa terhadap penyakit ini
bertujuan untuk melihat kesesuaian gejala yang dialami penderita adalah sama
dengan pertanda khas yang menjadi ciri penyakit ini. Selain itu diagnosis juga
dapat dilakukan untuk melihat penyebab dan tingkatan penyakit ini yang akan
berpengaruh kepada jenis pengobatan yang akan dipilih nantiya. Adapaun
diagnosis ini dilakukan dengan berbagai pemeriksaan fisik yang dilakukan pada
dareah tubuh penderita yang terkena penyakit. Khusus untuk penyakit ini, metode
diagnosis yang dilakukan adalah pemeriksaa air kemih yang bertujuan untuk
melihat adanya endapan atau Kristal.
B.
Etiologi
Penyebab sistinuria adalah kelainan
pada tubulus renalis yang diturunkan. Gen penyebab sistinuria
bersifat resesif, karena itu untuk terjadinya penyakit ini seseorang
harus mendapatkan 2 gen yang abnormal, masing-masing dari kedua orangtuanya. Seseorang
yang membawa gen ini tetapi tidak menderita sistinuria, berarti dia memiliki 1
gen yang normal dan 1 gen yang abnormal. Dia bisa mengeluarkan sistin dalam
jumlah yang lebih besar dari normal ke dalam air kemih, tetapi jarang sampai
membentuk batu sistin.
tingkyu,,, info nyaaaa,, :)
BalasHapusmakasih rika info y:)
BalasHapus